Mengenai Saya

Foto saya
BLITAR, JAWA TIMUR, Indonesia

puisi romance

Jumat, 18 Maret 2022

Redupnya Rembulan

Serasa sebuah harapan yang hanya meninggalkan makna tanpa jejak
Pelita yang se akan redup dari sinarnya
Menghilang di antara kegelapan tanpa kepedulianya untuk semesta
Sinar yang di redupkan , kegelapan yang di campak kan
Rasa takut yang menghujam ketenangan jiwa
Sudah tak dia hiraukan 
hati kecil menangis dan berbisik perih
Di manakah rasa simpatimu untuk senyumku
Yang waktu dulu kedatanganmu ku sambut dengan senyuman kehangatan
Ku tempatkan di antara keindahan - keindahan 
Ku harapkan kenyamanan ku harapkan kasih sayang dari kehangatan sinarmu
Dan ku yakini akan ada kehidupan yang sempurna dari akar cinta - cintamu
Tapi kini , engkau cabut akarmu yang sudah sangat dalam kau tancapkan
Kau paksa cinta itu pergi dari tempatnya
Robekan , kepedihan , kesakitan yang amat dalam ku rasakan 
Bahkan setitik sinarmu pun engkau enggan meninggalkan 
Engkau pergi tanpa memperdulikan kegelapan 
Engkau padamkan pelita dalam kegelapan yang membutakan 
Bahkan kau hancurkan sebuah harapan 
    Kamu tahu seharusnya ada harapan yang terus tumbuh?
    Kamu tahu seharusnya ada kehidupan dalam kegelapan?
Seakan kamu  tak peduli dengan apapun yang sudah menjadi sebuah takdir
Kini tanpa sinarmu tanpa kehangatanmu tanpa harapan
Ku berusaha bertahan hidup bahkan dalam kegelapan sekalipun
Yang aku tahu itu akan menghancurkan kehidupan di dalamnya
Kini tinggal satu harapan ku untuk melanjutkan kehidupan yang seperti dulu
Dan aku yakin kehidupan itu akan kembali dari sinar yang lain
Dari pelita yang lain , yang memberikan kehangatan
Bahkan tanpa akar yang sama
Semesta tahu kehidupan yang bagaimana yang harus di buat
Ku yakin ku percaya suatu hari nanti akan ada pelita datang membawa kehangatan cintanya
untuk menancapkan akarnya hingga semesta yang akan memisahkannya
Karena semesta tahu akan semuanya dan berhak atas segalanya


                                                                                -goresan_inspirasi-